Responsive Ads Here

Search

ARYS

ARYS
Ahmad Rifa'i Yogyakarta Site
Powered By Blogger

Jumat, 18 Maret 2016

Sejarah kerajaan Demak hingga Mataram Islam

Babad Demak-Pajang-Mataram-Yogyakarta

                Berkat bantuan para Walisongo, Raden Patah berhasil membangun pemerintahan Kesultanan Demak.Raden Patah adalah salah satu murid dari Sunan Ampel dan sahabat karib dari Sunan Giri.Beliau juga merupakan bangsawan Majapahit dari ayahnya, Brawijaya V.

            Demak menjadi Kerajaan islam pertama di Jawa dan menjadi pusat pengajaran islam untuk rakyat.Beliau pun bergelar Sultan Fatah Alamsyah Akbar.Raden Patah memerintah Demak selama 1 dekade, setelah itu tahta diduduki oleh putranya yang bernama Adipati Unus.Gebrakan dari Sultan Demak yang kedua itu adalah penyerangan Demak terhadap Portugis di Malaka yang dibantu Pate Kadir, penguasa Malaka.Namun, penyerangan tersebut gagal dan Adipati Unus wafat.
            Karena beliau tidak memiliki seorang putra, maka pemerintahan dipegang oleh saudaranya, Sultan Trenggono.Pada masa inilah, Demak mampu menguasai beberapa daerah di Jawa.Namun, Sultan Trenggono wafat saat penyerangan Demak ke Panarukan, Situbondo.Putra dari Sultan Trenggono, Raden Mukmin atau Sunan Prawoto diminta untuk memegang tahta Demak.Namun, beliau menolak karena lebih memilih sebagai seorang Wali.Maka, menantu Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diminta untuk menduduki tahta Demak.Jaka Tingkir adalah murid yang mengabdi kepada Ki Ageng Selo, Wali dari Purwodadi.Beliau menyanggupinya.Jaka Tingkir naik tahta dengan bergelar Sultan Adiwijaya dan memindahkan pusat kerajaan ke Pajang, Jawa Tengah.Maka berakhirlah Demak dan dimulainya Pajang.

            Sultan memberikan jabatan Adipati Mataram dan tanah perdikan di Mataram untuk Ki Ageng Pemanahan sebagai rasa terima kasih atas jasa beliau dalam menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Jipang Panolan, Aryo Penangsang.Namun, karena Ki Ageng Pemanahan sudah merasa tidak kuat mengemban tugas tersebut, jabatan Adipati Mataram diberikan kepada putra beliau, Danang Sutawijaya.Sutawijaya bercita-cita menyatukan Jawa dalam pangkuan Mataram.Sultan Adiwijaya digantikan oleh putranya, Pangeran Benowo untuk memerintah Pajang.Pangeran Benowo naik tahta dan bergelar Sultan Prabuwijaya.Namun, putra dari Sunan Prawoto yang bernama Arya Pangiri merebut tahta Pajang dari Pangeran Benowo.Arya Pangiri naik tahta dan bergelar Sultan Ngawantipuro.Maka, Sutawijaya dan pasukan membantu Pangeran untuk merebut tahta Pajang dari Arya Pangiri.Arya Pangiri berhasil dibunuh dan tahta kembali ke pangkuan Pangeran.Karena Pangeran Benowo tidak sanggup memimpin kerajaan, tahta diberikan kepada Sutawijaya.Maka, Sutawijaya mencapai gerbang dari pencapaian cita-citanya.Beliau naik tahta dan memindahkan pusat kerajaan ke Mataram.Inilah akhir dari Pajang dan awal dari Mataram Islam.


            Setelah naik tahta, Sutawijaya bergelar Panembahan Senopati ing Ngalaga Sayidin Panatagama Khalifatullah.Sementara itu, Pangeran Benowo menjadi Adipati Pajang.Panembahan Senopati memimpin Mataram Islam selama beberapa tahun setelah itu digantikan oleh putranya, RM Jolang.Mas Jolang naik tahta dan bergelar Sultan Anyakrawati.Sultan Anyakrawati meninggal di desa Krapyak setelah melakukan perjalanan dari Jawa Timur.Maka, beliau dijuluki Panembahan Seda ing Krapyak.Pengganti dari Mas Jolang adalah putranya, RM Martapura.Namun, beliau memimpin Mataram hanya dalam 1 hari.Maka, tahta diberikan kepada saudara Raden Martapura, yaitu RM Rangsang.Mas Rangsang naik tahta dan bergelar Sultan Agung Haryokrakusuma.Sultan Agung melakukan perombakan besar terhadap Mataram dan mencapai masa kejayaan, antara lain:
1.Kalender Saka/Hindhu diganti dengan Kalender Hijriah/Islam
2.Membagi kerajaan menjadi 4 bagian, yaitu Negara Agung, Keraton, Mancanegara, dan Pesisir
3.Membangun Masjid Ageng Kauman sebagai pusat Ibadah masyarakat Mataram
4.Menciptakan gendhing Jawa dan karya sastra Jawa
5.Membangun Imogiri sebagai Kompleks makam Raja-raja Mataram dan keluarga kerajaan
            Sultan Agung pernah melakukan 2 penyerangan terhadap VOC di Batavia.Namun, penyerangan-penyerangan tersebut selalu digagalkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.Lumbung-lumbung padi pasukan Mataram dibakar oleh pengkhianat suruhan VOC
2.Jarak Mataram-Batavia yang sangat jauh sedangkan pasukan Mataram berjalan kaki
3.Adanya wabah penyakit yang menyerang pasukan Mataram
4.Senjata dan perlengkapan VOC lebih canggih dan lengkap sehingga mampu membendung serangan Mataram
            Sultan Agung wafat dan digantikan oleh putranya, Amangkurat I.Pada masa ini, Mataram mengalami kemunduran karena campur tangan VOC terhadap pengangkatan Sultan Mataram.Setelah Amangkurat I wafat, Mataram dipegang oleh putranya yang bergelar Amangkurat II.
            Amangkurat II pernah berusaha menyerang kerajaan Giri Kedhaton yang dipegang oleh Pangeran Singasari, adiknya sendiri.Giri Kedhaton tetap bertahan dari serangan Mataram, namun akhirnya dapat ditaklukan.Pangeran Singasari dimakamkan di Pasareyan Watucongol, Gunungpring, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
            Mataram terdesak oleh pemberontakan-pemberontakan rakyat sebagai protes keras terhadap kerjasama Mataram dengan VOC.Pemberontakan terbesar adalah Pemberontakan Trunojoyo.Mataram dapat kembali lega saat Pangeran Puger naik tahta.Pangeran Puger bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono I.Pengganti beliau adalah RM Adipati Anom atau yang bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono II.Pada masa ini, terjadi pemberontakan oleh abdi dalem yaitu RM Said atau terkenal dengan Pangeran Sambernyawa.Beliau merupakan putra dari Adipati Arya Mangkunegara dan Raden Ayu Wulan, putri Adipati Blitar.RM Said menjadi pegawai rendahan di Mataram dengan gelar RM Ngabehi Suryokusumo.Permintaan Mas Said untuk naik pangkat ditolak oleh kerajaan.Maka, beliau berencana melakukan pemberontakan terhadap Mataram.Beliau menyingkir ke Karanganyar untuk menyusun strategi.Di Karanganyar juga, Mas Said menikah dengan Rara Rubiah yang kelak bergelar Raden Ajeng Kusumo Patah Hati, putri seorang tetua di desa tersebut, Kyai Kasan Nur Iman.Mataram mulai kewalahan terhadap Mas Said.Sri Pakubuwono II mengadakan sayembara barangsiapa mampu menangkap Mas Said, akan diberi tanah di Sukowati(wilayah Sragen sekarang).
            RM Soejono atau Pangeran Mangkubumi, adik Sri Pakubuwono II mengikuti sayembara tersebut.Beliau ingin menguji kejujuran kakaknya.Tapi, Sri Pakubuwono tidak memberikan hadiah yang dijanjikan karena hasutan dari Patih Pringgalaya.Bahkan Gubernur Jenderal Van Imhoff secara terang-terangan meng-klaim bahwa Pangeran Mangkubumi hanya menginginkan kekuasaan atas Mataram.
            Pangeran kecewa dengan kelakuan Belanda yang secara langsung mencampuri urusan Keraton.Maka, Pangeran Mangkubumi pergi ke Sukowati dan bersatu dengan Mas Said untuk memberontak.
            Saat sedang menderita sakit keras, pada tanggal 11 Desember 1749 Sri Susuhunan Pakubuwono II dipaksa menandatangani naskah penyerahan Mataram kepada VOC.Isi dari naslah tersebut adalah :
1.Putra mahkota akan segera dinobatkan
2.Hanya keturunan Sri Susuhunan Pakubuwono II yang berhak naik tahta
3.Mataram menyerahkan kekuasaan secara de facto dan de yure kepada VOC
            Sembilan hari setelah perjanjian ditandatangani, Sri Susuhunan Pakubuwono II.Pada tanggal 15 Desember 1749, Baron van Hohendorf mengumumkan pengangkatan putra mahkota sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono III.Hal ini membuat Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa kecewa dan semakin meningkatkan perlawanan terhadap VOC.
            Pemberontakan semakin menjadi-jadi karena Mas Said dan pasukannya memiliki ajian yang kuat dan sangat magis yang berasal dari sebuah kolam atau dalam bahasa Jawa disebut sendhang yang ada di Wonogiri.Alkisah, RM Said sedang beristirahat di dekat sendhang tersebut.Terlihat 2 ekor Kerbau sedang bertarung.Akhirnya, salah satu Kerbau kalah dan minum air dari sendhang tersebut.Seketika, Kerbau tersebut menjadi kiat dan menang bertarung dengan Kerbau yang lain.RM Said kagum melihat keajaiban tersebut.Beliau lalu meminta pasukannya untuk mandi di sendhang tersebut.Mereka merasa segar dan kuat.Kekebalan mereka diuji dengan pedang dan mereka tidak kesakitan.Itulah asal usul dari sendhang tersebut.Kisah 2 Kerbau tersebut dinamakan Kebo berik.Sedangkan sendhang tersebut dinamakan Sendhang Siwani yang berarti si Pemberani.
            Akhir dari pemberontakan tersebut adalah diadakannya Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 yang berisi :
1.Mataram dibagi menjadi 2, yaitu barat dengan nama Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan timur dengan nama Keraton Kasunanan Surakarta.
2.Pangeran Mangkubumi memimpin Mataram barat dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sedangkan Surakarta tetap dipimpin oleh Sri Susuhunan Pakubuwono III.
            Maka, pecahlah Mataram menjadi 2 keraton yang sangat berkaitan erat.Namun, Mas Said tetap tidak puas dengan hasil perjanjian.Maka, VOC mengadakan Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 yang berisi :
1.Mataram dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kadhipaten Pakualaman, Kadhipaten Mangkunegara, dan Kadhipaten Mangkubumi
2.RM Said naik pangkat dan memerintah sebagian wilayah Surakarta dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I

            Maka, Perjanjian Giyanti dan Salatiga menjadikan Mataram menjadi bagian-bagian yang sekarang dikenal oleh masyarakat.
            Ngayogyakarta menjadi kerajaan yang besar dan agung.Urutan penguasa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat antara lain :
            1.Bendoro RM Soedjono atau Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I.Beliau adalah putra terakhir dari Sri Susuhunan Pakubuwono I dan merupakan adik dari Sri Susuhunan Pakubuwono II dan Kyai Nur Iman.Setelah dewasa, RM Soejono bergelar Pangeran Mangkubumi.Beliau melakukan perjanjian dengan Belanda untuk membagi Mataram menjadi 2 dibawah pohon Beringin di Giyanti.Dilakukan demikian, Sri Susuhunan Pakubuwono III tetap memimpin Mataram timur(Surakarta), sedangkan Pangeran Mangkubumi membuka lahan Mataram barat di Alas Mentaok yang kini menjadi Keraton Ngayogyakarta.Beliau bersama Pangeran lain juga membuka Alas Pabringan yang kini menjadi Pasar Beringharjo.Pangeran Mangkubumi membangun Keraton berdasarkan lanskap yang dibuat oleh Sunan Kalijaga, yaitu Keraton, Alun-alun, Pohon Beringin, dan Masjid.Pangeran Puger pun juga membuka Alas Puger(desa Pugeran) dan membangun sebuah tempat peristirahatan atau Pesanggrahan(desa Sanggrahan) serta kebun Nangka yang kini menjadi desa Karangnongko.Sebelum mendirikan Keraton di Yogyakarta, Beliau telah mendirikan Keraton di Ambarketawang, Gamping, Sleman dan Area Bathokbolu, Sambiroto, Purwomartani, Kalasan.Beliau juga mendirikan bangunan Tamansari yang menjadi kolam pemandian untuk selir-selirnya.Beliau wafat dan dimakamkan di Astana Kasuwargan, Imogiri, Bantul.
            2.Bendoro RM Soendoro atau Sultan Sepuh yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono II.Nama beliau diambil dari nama tempat kelahirannya, lereng bukit Sindoro.Jadi, beliau lahir di hutan pada saat ayahnya masih bergelar Pangeran Mangkubumi dan masih bergerilya memerangi Mataram dan VOC.Setelah perjanjian Giyanti, ayahnya segera menjemput istri dan putranya ke Keraton dan mengangkat RM Sundoro sebagai putra mahkota Yogyakarta.Sri Sultan Hamengkubuwono I menganggap putranya yang ke-4 itu memiliki watak tegas dan keras karena biasa hidup di hutan.Maka dari itu Sri Sultan Hamengkubuwono II memiliki watak penentang keras VOC.Beliau pernah dipecat oleh Gubernur Belanda, Hermann William Daendels dan Sultan Raja diangkat sebagai Sultan Yogyakarta.Namun setelah pemerintahan berpindah ke tangan Inggris, Beliau menyatakan kembali menjadi Sultan Yogyakarta dan Sultan Raja dikembalikan menjadi Putra Mahkota.Namun, putranya menolak.Akhirnya, Sultan Raja berkirim surat kepada Thomas Stamford Raffles lewat perantara, Babah Jieh Sing.Beliau menyatakan bahwa Sultan Sepuh adalah penentang keras penjajahan dan sulit bekerjasama dengan pihak asing.Akhirnya, Raffles mengadakan perjanjian dengan Sultan Raja, putra Sultan Sepuh agar Sultan Raja menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono III, sedangkan Sultan Sepuh dan putranya, Pangeran Mangkudiningrat diasingkan ke Pulau Penang.Kemudian dipindahkan ke Ambon.Saudara Sultan Sepuh, Pangeran Natakusuma diangkat sebagai pejabat Mataram dengan gelar Sri Paku Alam I.Sri Sultan Hamengkubuwono II wafat lalu dimakamkan di makam Pasargedhe, Kotagedhe, Yogyakarta.Makam ini terpisah jauh dengan Pasareyan Imogiri yang merupakan Kompleks makam Raja-raja Mataram.
            3.Bendoro RM Soerojo atau Sultan Raja yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono III.Beliau merupakan ayahanda dari Pahlawan Nasional RI, RM Ontowiryo atau Pangeran Diponegoro.Beliau menandatangani perjanjian dengan Thomas Stamford Raffles agar diangkat sebagai Sultan.Isi dari perjanjian tersebut merugikan Keraton karena didalamnya terdapat penyerahan harta peninggalan Sultan Sepuh yang diambil oleh Inggris sebagai harta rampasan.Sri Sultan Hamengkubuwono III melakukan rehabilitasi terhadap bangunan Keraton, Masjid Ageng, dan beberapa peninggalan Mataram agar nantinya bisa menjadi cagar budaya.Sri Sultan Hamengkubuwono III dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul, DIY.
            4.Bendoro RM Ibnoe Djarot yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IV.Beliau merupakan putra ke-18 dari Sultan Raja.Beliau lahir tahun 1802.Diangkat menjadi Sultan Yogyakarta pada umur 10 tahun.Maka, beliau didampingi seorang Mangkubumi atau Wali dalam memerintah Yogyakarta.Pada pemerintahan beliau, keluarga Patih Danureja IV banyak menempatkan keluarganya di Keraton.Keluarga Danurejan dikenal tunduk kepada pihak Belanda.Beliau wafat saat sedang bertamasya sehingga bergelar Anumerta Panembahan Seda ing Besiyar.Ada desas-desus bahwa Sri HB IV tewas diracun oleh pihak Belanda.Beliau wafat tahun 1822 dan dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul, DIY.
            5.Bendoro RM Gatot Menol yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono V.Beliau diangkat sebagai Sultan pada umur 3 tahun karena terdesak kematian ayahnya.Beliau dikenal dengan pemerintahan pasif dan tidak memiliki seorang putra sehingga tahta diduduki oleh adik beliau.Sri HB V tewas setelah ditusuk oleh istrinya tanpa penyebab yang jelas kenapa Istrinya berani membunuh suaminya.Sri Sultan Hamengkubuwono V dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul, DIY.
            6.Bendoro RM Moestoyo yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VI.Beliau adalah adik dari RM Gatot Menol yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono V.Hal ini disebabkan Sri Sultan Hamengkubuwono V tidak memiliki seorang putra.RM Moestoyo digantikan oleh putra pertama beliau, RM Moertedjo.Beliau mengangkat putranya sebagai pengganti beliau.Sri Sultan Hamengkubuwono VI wafat setelah dirawat di RS Panti Rapih dan dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul, DIY.
            7.Bendoro RM Moertedjo atau Sultan Sugih yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VII.Nama lain beliau adalah Sultan Ngabehi.
Putra tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI yang lahir pada tanggal 4 Februari 1839.Ia naik tahtaenggantikan ayahnya sejak tahun 1877.Beliau memiliki 18 istri, 31 putra, dan 33 putri.Pada masa pemerintahan beliau, banyak Pabrik Gula yang berdiri di Yogyakarta sehingga banyak pemasukan ke Keraton hingga mencapai Rp200.000, 00 sehingga beliau dijuluki Sultan Sugih.Masa pemerintahannya merupakan masa Transisi menuju modernisasi di Yogyakarta.Banyak sekolah modern didirikan.Ia bahkan mengirim putra-putranya belajar hingga ke Belanda.
            Pada 29 Januari 1920, Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang berumur lebih dari 80 tahun memutuskan untuk turun tahta dan mengangkat Putra Mahkota, RM Soejadi sebagai pengganti beliau.Pengangkatan RM Soejadi yang merupakan putra ke-4 dari RM Moertedjo masih dipertanyakan keabsahannya karena GRM Akhaddiyat, putra pertama Sri Sultan Hamengkubuwono VII tiba-tiba meninggal dunia dengan penyebab yang belum jelas.Ada dugaan mengatakan bahwa GRM Akhaddiyat tidak disukai oleh Belanda karena dinilai menentang aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah Batavia.Putra ke-2 menolak karena alasan kesehatan, sedangkan putra ke-3 wafat tanpa penyebab yang jelas.Sri Sultan Hamengkubuwono VII dengan berbesar hati mengasingkan diri di Pesanggrahan Ngambarukmo atas permintaan putranya yang menurut orang Jawa disebut "Mikul dhuwur mendhem jero".Beliau turun tahta saat masih hidup dan berkata "Tidak ada Raja yang wafat di Keraton setelah saya" yang artinya masih dipertanyakan.Sampai saat ini ada 2 Raja setelah dirinya yang meninggal diluar Keraton, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono VIII wafat saat sedang melakukan perjalanan ke luar kota untuk menjemput putranya yang pulang dari Leiden, Belanda.Sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat di George Washington Medical Hospital, Washington DC, Amerika Serikat.Bagi masyarakat Jawa, seorang yang wafat di Rumahnya sendiri memiliki kemuliaan tersendiri.Sri Sultan Hamengkubuwono VII wafat di Keraton pada 30 Desember 1931 dan dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul.
            8.Bendoro RM Soejadi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.Beliau merupakan putra ke-4 dari penguasa sebelumnya, Sri Sultan Hamengkubuwono VII.Beliau adalah ayah dari RM Soeryopranoto dan RM Soewardi Soeryaningrat atau Ki Hajar Dewantara.RM Soejadi meminta ayahnya untuk mengasingkan diri saat pengangkatan dirinya.Ayahnya dengan berbesar hati mengikuti kemauan anaknya.Maka, Sri Sultan Hamengkubuwono VII dengan berbesar hati mengikuti kemauan putranya dan mengasingkan diri di Pesanggrahan Ngambarukmo.Beliau mengirim anak-anaknya belajar ke luar negeri, salah satunya RM Daradjatoen yang dikirim ke Universitas Leiden, Belanda.Sri Sultan Hamengkubuwono VIII wafat saat melakukan perjalanan ke luar kota, menjemput putranya yang pulang dari Leiden, Belanda.Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul.
            9.Bendoro RM Daradjatoen yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IX.Beliau memiliki 4 selir dan 22 anak.RM Daradjatoen pernah belajar sampai Universitas Leiden, Belanda.Sri HB IX meminta Ir.Soekarno untuk menjadikan Yogyakarta sebagai Beliau menjadi Bapak Pramuka RI dan pernah menjabat sebagai Wakil Presiden ke-2 RI.Beliau wafat di Washington DC, Amerika Serikat.Sri Sultan Hamengkubuwono IX dimakamkan di Kadhaton Saptarengga, Imogiri, Bantul.
            10.Bendoro RM Hardjoeno Darpito yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono X.Beliau lahir dari rahim selir kedua dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX.RM Harjuno Darpito pernah belajar di UGM.Beliau menikah dengan GKR Hemas dan memiliki 4 putri.Karena tidak memiliki seorang putra, beliau dinyatakan sebagai Sultan terakhir dari Yogyakarta.
Kisah Ki Ageng Giring III dan Ki Ageng Pemanahan
                Ki Ageng Giring merupakan putra dari Brawijaya V, Raja terakhir Majapahit.Ki Ageng Giring lalu melakukan perjalanan ke daerah Paliyan, Gunungkidul dan bertemu Sunan Kalijaga.Beliau diajarkan tentang Islam dan menjadi murid Sunan Kalijaga selama bertahun-tahun.Giring lalu bertemu dengan Ki Ageng Pemanahan dan bersama-sama menyebarkan Islam di tanah Mataram.Ki Ageng Giring lalu menikah dan memiliki seorang putra yang berjuluk Ki Ageng Sukadana atau Ki Ageng Giring II.Lalu, Ki Ageng Giring II menikah dan memiliki seorang putra bernama Ki Ageng Giring III.Ki Ageng Pemanahan bermukim di Panggang, Gunungkidul, sedangkan Ki Ageng Giring III bermukim di Paliyan, Gunungkidul.Ki Ageng Giring III pernah melakukan tirakat yang amat sulit dan berat untuk menjadikan anak-cucunya menjadi Penguasa Mataram.Akhirnya amalan beliau berhasil.Beliau harus meminum habis satu buah air degan atau kelapa muda sekali tegukan.Maka, beliau berlari mengitari desa agar lelah sehingga memudahkan beliau untuk menghabiskan air degan sekali tegukan.Namun sesampainya di Rumah, air degan tersebut telah habis diminum oleh Ki Ageng Pemanahan yang berkunjung ke Rumah beliau.Sontak Ki Ageng Giring III kecewa atau Gowang.Ki Ageng Pemanahan lantas meminta maaf kepada Giring III atas kesalahannya.Namun apa boleh buat, itu sudah takdir yang telah bergaris.Ki Ageng Giring III lalu berpesan kepada beliau untuk menjadikan keturunan Ki Ageng Giring III untuk naik tahta Mataram setelah keturunan ke-7 Ki Ageng Pemanahan.Jika ditarik dari silsilah Raja-raja Mataram berikut :
1.Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati
2.RM Jolang atau Sultan Anyakrawati
3.RM Rangsang atau Sultan Agung
4.Amangkurat I
5.RM Rahmat atau Amangkurat II
6.Amangkurat III
7.Amangkurat IV
8.Pangeran Puger atau Sri Susuhunan Pakubuwono I
            Keturunan Ki Ageng Giring III yang menjadi Raja Mataram adalah Pangeran Puger.Pangeran Puger berhasil mengalahkan Amangkurat IV.Pangeran Puger adalah putra Pangeran Wiramenggala dari keluarga Ratu wetan atau Kajoran.
            Ki Ageng Giring III dimakamkan di Sodo, Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta.Sedangkan didekat Pasareyan Ki Ageng Giring III ada makam dari Ki Ageng Giring II.Pasareyan Ki Ageng Giring III hingga kini masih dikunjungi para peziarah untuk mendo'akan beliau.
Giri kedhaton
                Giri kedhaton adalah sebuah pusat pengajaran Islam sekaligus kerajaan yang berada di desa Giri, Sidomukti, Gresik, Jawa timur.Didirikan oleh seorang Wali bernama Muhammad 'Ainul Yaqin, putra dari Syaikh Maulana Ishaq yang dikenal sebagai Sunan Giri.Giri kedhaton awalnya adalah pusat pengajaran Islam di Giri.Namun, Prabu Brawijaya V khawatir jika Giri kedhaton akan memberontak.Maka, beliau memberikan kedaulatan kepada Giri kedhaton sebagai kerajaan dibawah kedaulatan Majapahit.Sunan Giri diangkat sebagai raja pertama dengan gelar Prabu Satmata.Giri kedhaton semakin berkembang seiring dengan banyaknya orang yang belajar Islam disana.Keturunan dari Sunan Giri pun mulai menjadi penguasa Giri kedhaton, antara lain :
1.Sunan Sidomukti
2.Sunan Giri Prapen
3.Panembahan Kawis guwa
4.Pangeran Singonegoro(bukan keturunan Sunan Giri)
5.Pangeran Singosari
            Pangeran Singosari adalah penguasa terakhir Giri kedhaton yang mati-matian mempertahankan kerajaan dari serbuan Pasukan Mataram.Pangeran Singosari adalah adik dari Amangkurat II.Beliau mendapat serangan kuat dari Mataram karena dibantu oleh VOC.Pangeran Singosari wafat dan dimakamkan di Pasareyan Watucongol, Gunungpring, Mungkid, Semarang, Jawa tengah.
            Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki beberapa bangunan bersejarah yang hingga kini masih bertahan, antara lain bangunan Keraton Ngayogyakarta, Tamansari, Masjid Ageng Kauman, Masjid Sakatunggal, Keraton Haryo Bathokbolu, Pesanggrahan Warungbata, Pesanggrahan Ngambarukmo, Masjid Pathok negoro Plosokuning, Pasareyan Watucongol, dan Pasareyan Imogiri.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun pada awal pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I.Keraton tersebut dulunya merupakan sebuah hutan atau dalam bahasa Jawa disebut Alas bernama Alas Mentaok.Keraton Yogya memiliki arsitektur Jawa yang indah.Keraton digunakan sebagai tempat kerja sekaligus tempat tinggal dari Sultan dan keluarga.Jam kerja dan aktivitas di Keraton Yogyakarta dimulai dari jam 14.00 WIB sehingga waktu tersebut merupakan batas waktu pengunjung yang berwisata di Keraton.Keraton memiliki beberapa ruangan yang menampilkan beberapa peninggalan Sultan dan Kerajaan, seperti motif batik Tradisional, Kereta kencana, Pusaka, Lukisan para Sultan, dan lain sebagainya.Keraton Ngayogyakarta merupakan basis utama dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
            Tamansari merupakan bangunan peninggalan dari Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengkubuwono I.Tamansari digunakan pada masanya sebagai tempat pemandian para selir.Tamansari juga digunakan untuk meditasi oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.Didalam Tamansari juga terdapat Masjid bawah tanah dan lorong menuju Keraton.Masjid bawah tanah ini memiliki arsitektur unik dengan 5 tangga diatas sumur tua.Tempat imam berbentuk segi 5 dengan dikelilingi makmum.Tamansari merupakan bangunan akulturasi Jawa dan Eropa yang sangat indah.
            Masjid Ageng Kauman dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono III di desa Kauman.Masjid ini digunakan untuk beribadah sekaligus pusat pengajaran Islam.Masjid ini juga berisi 2 perangkat Gamelan Keraton yang disakralkan.Perangkat Gamelan yang berada di selatan bernama Kyai Gunturmadu, sedangkan yang berada di utara bernama Kyai Nagawilaga.Perangkat gamelan tersebut digunakan untuk upacara resmi seperti Ngabekten, Kedatangan tamu Negara, dan pernikahan keluarga Keraton.
            Masjid pathok negoro sebenarnya ada 5 di Yogyakarta, antara lain Pathok negoro Dongkelan, Pathok negoro Wonokromo, Pathok negoro Mlangi, Pathok negoro Plosokuning, dan Pathok negoro Babadan Banguntapan.Namun, yang akan saya bahas yang berada di desa Plosokuning.Masjid ini merupakan masjid dan area makam keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuwono III.Dibangun untuk mengkokohkan kekuasaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.Dilihat dari silsilah Mataram, Sri Susuhunan Pakubuwono I memiliki 3 putra antara lain RM Adipati Anom, RM Ikhsan, dan RM Soejono.RM Ikhsan memilih membangun pesantren di daerah Kulonprogo dan Mlangi, Godean.RM Ikhsan pada saat sepuh bergelar Kyai Nur Iman.Kyai Nur Iman wafat dan dimakamkan di Mlangi, Godean.Kyai Nur Iman memiliki putra bernama RM Musthafa.Raden Musthafa inilah yang menjadi abdi dhalem Keraton yang bermukim di Pathok negoro, Plosokuning.Maka, beliau juga bergelar Pathok negoro I.Masjid ini dikelilingi kolam dan pohon Sawo kecik.Masjid pathok negoro Plosokuning adalah warisan yang dimiliki oleh penduduk desa Plosokuning.
            Pasareyan Imogiri adalah area pemakaman seluruh Raja-raja Mataram dari pendirinya, Sultan Agung hingga Sri Sultan Hamengkubuwono IX, kecuali Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dimakamkan di selatan Kotagedhe, Yogyakarta.Dulunya, Imogiri bernama Pajimatan karena banyak orang yang mencari Jimat disana.Pasareyan Imogiri kini dijadikan tempat ziarah yang terbuka bagi siapa saja.Namun, ada syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pengunjung jika memasuki area Imogiri, yaitu pengunjung laki-laki harus memakai pakaian jawa lengkap seperti Beskap, Blangkon, Kain Batik Landhung, dan Stagen.Sedangkan wanita harus memakai Kemben, Kain Batik, dan Stagen.Pasareyan Imogiri memiliki ratusan anak tangga jika dihitung dari pintu masuk sampai puncak Imogiri.Imogiri dibangun oleh perintah Sultan Agung sebagai area makam keluarga besar Mataram.Sultan Agung membawa tanah dari Mekah, Arab Saudi untuk dilemparkan ke selatan.Ternyata, tanah tersebut jatuh di desa Pajimatan, Imogiri, Bantul.Maka, tempat tersebut dipilih sebagai kompleks makam Raja-raja Mataram.Bagian timur dari Imogiri adalah kompleks makam dari keturunan Kasunanan Surakarta, sedangkan bagian barat adalah kompleks makam dari keturunan Keraton Ngayogyakarta.Hingga kini, banyak peziarah datang ke Pasareyan Imogiri untuk mendo'akan para Raja Mataram atau sekedar berjalan-jalan disekitar benteng Imogiri.
            Urutan penguasa dari zaman Kerajaan Demak sampai Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai berikut :
Kesultanan Demak Bintoro
1.Raden Patah atau Sultan Fatah Alamsyah Akbar
2.Adipati Unus
3.Sultan Trenggono
4.Raden Mukmin atau Sunan Prawoto
Kesultanan Pajang
1.Jaka Tingkir atau Sultan Adiwijaya
2.Pangeran Benowo atau Sultan Prabuwijaya
3.Arya Pangiri atau Sultan Ngawantipura
Kesultanan Mataram Islam
1.Danang Sutawijaya atau yang bergelar Panembahan Senopati
2.RM Jolang atau Panembahan Seda ing Krapyak yang bergelar Sultan Anyakrawati
3.RM Martapura
4.RM Rangsang atau Sultan Agung Haryakrakusumo
5.Amangkurat I
6.RM Rahmat atau Pangeran Pekik yang bergelar Amangkurat II
7.Amangkurat III
8.Amangkurat IV
9.Pangeran Puger atau Sri Susuhunan Pakubuwono I
10.RM Adipati Anom atau Sri Susuhunan Pakubuwono II
11.Sri Susuhunan Pakubuwono III
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
1.RM Soejono atau Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I
2.RM Soendoro atau Sultan Sepuh yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono II
3.RM Soerojo atau Sultan Raja yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono III
4.RM Ibnoe Djarot atau Anumerta Panembahan Seda ing Besiyar yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IV
5.RM Gatot Menol yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono V
6.RM Moestoyo yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VI
7.RM Moertejo atau Sultan Sugih yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VII
8.RM Soejadi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
9.RM Daradjatun yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IX
10.RM Harjuno Darpito yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono X
            Dari semua keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa Awal mula terbentuknya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta adalah Demak bintoro.Lalu dipindah ke Pajang oleh Sultan Adiwijaya.Kerajaan dipindah ke Mataram oleh Sutawijaya.Lalu, Mataram dipecah menjadi 2 untuk menghentikan pemberontakan yang dilakukan oleh Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa.Mataram barat kini menjadi Yogyakarta, sedangkan Mataram timur menjadi Solo.Yogyakarta dan Solo adalah satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.Banyak hal dimana kedua Keraton tersebut memiliki kesamaan, namun juga perbedaan.Kedua keraton tersebut dinamakan Ngeksi ganda karena dipecah menjadi 2.

Created by ahmad_rifai1207

2 komentar:

  1. mantabs mas artikelnya bagus....salam rahayu

    BalasHapus
  2. Sangat bermanfeat, dan mudah saya pahami rentetan atau alur ceritanya.. terimakasih Barakallah mas

    BalasHapus