Berkat bantuan
para Walisongo, Raden Patah berhasil membangun pemerintahan Kesultanan Demak.Raden Patah adalah salah satu murid dari Sunan
Ampel dan sahabat karib dari Sunan Giri.Beliau juga merupakan
bangsawan Majapahit dari ayahnya, Brawijaya V.
Demak menjadi Kerajaan islam pertama di Jawa dan menjadi
pusat pengajaran islam untuk rakyat.Beliau pun bergelar Sultan Fatah Alamsyah Akbar.Raden
Patah memerintah Demak selama 1 dekade, setelah itu tahta diduduki oleh putranya
yang bernama Adipati Unus.Gebrakan dari Sultan Demak yang kedua itu adalah
penyerangan Demak terhadap Portugis
di Malaka yang dibantu Pate Kadir, penguasa Malaka.Namun, penyerangan
tersebut gagal dan Adipati Unus wafat.
Karena beliau tidak memiliki seorang putra, maka
pemerintahan dipegang oleh saudaranya, Sultan Trenggono.Pada masa inilah, Demak
mampu menguasai beberapa daerah di Jawa.Namun, Sultan Trenggono wafat saat
penyerangan Demak ke Panarukan, Situbondo.Putra
dari Sultan Trenggono, Raden Mukmin
atau Sunan
Prawoto diminta untuk memegang tahta Demak.Namun, beliau menolak karena
lebih memilih sebagai seorang Wali.Maka, menantu Sultan Trenggono, Jaka Tingkir diminta untuk menduduki
tahta Demak.Jaka Tingkir adalah murid yang mengabdi kepada Ki Ageng Selo, Wali dari Purwodadi.Beliau menyanggupinya.Jaka
Tingkir naik tahta dengan bergelar Sultan Adiwijaya dan memindahkan
pusat kerajaan ke Pajang, Jawa
Tengah.Maka berakhirlah Demak dan dimulainya Pajang.
Sultan memberikan jabatan Adipati Mataram dan tanah
perdikan di Mataram untuk Ki Ageng Pemanahan sebagai rasa
terima kasih atas jasa beliau dalam menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati
Jipang Panolan, Aryo Penangsang.Namun,
karena Ki Ageng Pemanahan sudah merasa tidak kuat mengemban tugas tersebut, jabatan
Adipati Mataram diberikan kepada putra beliau, Danang Sutawijaya.Sutawijaya bercita-cita menyatukan Jawa dalam
pangkuan Mataram.Sultan Adiwijaya digantikan oleh putranya, Pangeran Benowo untuk memerintah
Pajang.Pangeran Benowo naik tahta dan bergelar Sultan Prabuwijaya.Namun,
putra dari Sunan Prawoto yang bernama Arya
Pangiri merebut tahta Pajang dari Pangeran Benowo.Arya Pangiri naik tahta
dan bergelar Sultan Ngawantipuro.Maka, Sutawijaya dan pasukan membantu
Pangeran untuk merebut tahta Pajang dari Arya Pangiri.Arya Pangiri berhasil
dibunuh dan tahta kembali ke pangkuan Pangeran.Karena Pangeran Benowo tidak
sanggup memimpin kerajaan, tahta diberikan kepada Sutawijaya.Maka, Sutawijaya
mencapai gerbang dari pencapaian cita-citanya.Beliau naik tahta dan memindahkan
pusat kerajaan ke Mataram.Inilah
akhir dari Pajang dan awal dari Mataram Islam.
Setelah naik tahta, Sutawijaya bergelar Panembahan
Senopati ing Ngalaga Sayidin Panatagama Khalifatullah.Sementara itu, Pangeran
Benowo menjadi Adipati Pajang.Panembahan Senopati memimpin Mataram Islam selama
beberapa tahun setelah itu digantikan oleh putranya, RM Jolang.Mas Jolang naik tahta dan bergelar Sultan Anyakrawati.Sultan
Anyakrawati meninggal di desa Krapyak setelah melakukan perjalanan dari Jawa Timur.Maka,
beliau dijuluki Panembahan Seda ing Krapyak.Pengganti dari Mas Jolang adalah
putranya, RM Martapura.Namun, beliau
memimpin Mataram hanya dalam 1 hari.Maka, tahta diberikan kepada saudara Raden
Martapura, yaitu RM Rangsang.Mas
Rangsang naik tahta dan bergelar Sultan Agung Haryokrakusuma.Sultan
Agung melakukan perombakan besar terhadap Mataram dan mencapai masa kejayaan, antara
lain:
1.Kalender Saka/Hindhu
diganti dengan Kalender Hijriah/Islam
2.Membagi kerajaan menjadi 4 bagian, yaitu Negara Agung, Keraton, Mancanegara, dan Pesisir
3.Membangun Masjid Ageng Kauman
sebagai pusat Ibadah masyarakat Mataram
4.Menciptakan gendhing Jawa dan karya sastra Jawa
5.Membangun Imogiri sebagai
Kompleks makam Raja-raja Mataram dan keluarga kerajaan
Sultan Agung pernah melakukan 2 penyerangan terhadap VOC
di Batavia.Namun, penyerangan-penyerangan
tersebut selalu digagalkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.Lumbung-lumbung padi
pasukan Mataram dibakar oleh pengkhianat suruhan VOC
2.Jarak Mataram-Batavia yang
sangat jauh sedangkan pasukan Mataram berjalan kaki
3.Adanya wabah penyakit yang
menyerang pasukan Mataram
4.Senjata dan perlengkapan
VOC lebih canggih dan lengkap sehingga mampu membendung serangan Mataram
Sultan Agung wafat dan digantikan oleh putranya, Amangkurat
I.Pada masa ini, Mataram mengalami kemunduran karena campur tangan VOC
terhadap pengangkatan Sultan Mataram.Setelah Amangkurat I wafat, Mataram
dipegang oleh putranya yang bergelar Amangkurat II.
Amangkurat II pernah berusaha menyerang kerajaan Giri Kedhaton yang dipegang oleh Pangeran
Singasari, adiknya sendiri.Giri Kedhaton tetap bertahan dari serangan
Mataram, namun akhirnya dapat ditaklukan.Pangeran Singasari dimakamkan di Pasareyan Watucongol, Gunungpring, Mungkid, Magelang, Jawa
Tengah.
Mataram terdesak oleh pemberontakan-pemberontakan rakyat
sebagai protes keras terhadap kerjasama Mataram dengan VOC.Pemberontakan
terbesar adalah Pemberontakan Trunojoyo.Mataram
dapat kembali lega saat Pangeran Puger naik tahta.Pangeran
Puger bergelar Sri Susuhunan Pakubuwono I.Pengganti beliau adalah RM Adipati Anom atau yang bergelar Sri
Susuhunan Pakubuwono II.Pada masa ini, terjadi pemberontakan oleh abdi
dalem yaitu RM Said atau terkenal
dengan Pangeran Sambernyawa.Beliau merupakan putra dari Adipati
Arya Mangkunegara dan Raden Ayu
Wulan, putri Adipati Blitar.RM Said menjadi pegawai rendahan di Mataram
dengan gelar RM Ngabehi Suryokusumo.Permintaan Mas Said untuk naik pangkat
ditolak oleh kerajaan.Maka, beliau berencana melakukan pemberontakan terhadap
Mataram.Beliau menyingkir ke Karanganyar
untuk menyusun strategi.Di Karanganyar juga, Mas Said menikah dengan Rara Rubiah yang kelak bergelar Raden
Ajeng Kusumo Patah Hati, putri seorang tetua di desa tersebut, Kyai Kasan Nur Iman.Mataram mulai
kewalahan terhadap Mas Said.Sri Pakubuwono II mengadakan sayembara barangsiapa
mampu menangkap Mas Said, akan diberi tanah di Sukowati(wilayah Sragen sekarang).
RM
Soejono atau Pangeran Mangkubumi, adik
Sri Pakubuwono II mengikuti sayembara tersebut.Beliau ingin menguji kejujuran
kakaknya.Tapi, Sri Pakubuwono tidak memberikan hadiah yang dijanjikan karena
hasutan dari Patih Pringgalaya.Bahkan
Gubernur Jenderal Van Imhoff secara
terang-terangan meng-klaim bahwa
Pangeran Mangkubumi hanya menginginkan kekuasaan atas Mataram.
Pangeran kecewa dengan kelakuan Belanda yang secara
langsung mencampuri urusan Keraton.Maka, Pangeran Mangkubumi pergi ke Sukowati
dan bersatu dengan Mas Said untuk memberontak.
Saat sedang menderita sakit keras, pada tanggal 11
Desember 1749 Sri Susuhunan Pakubuwono II dipaksa menandatangani naskah
penyerahan Mataram kepada VOC.Isi dari naslah tersebut adalah :
1.Putra mahkota akan segera
dinobatkan
2.Hanya keturunan Sri
Susuhunan Pakubuwono II yang berhak naik tahta
3.Mataram menyerahkan
kekuasaan secara de facto dan de yure kepada VOC
Sembilan hari setelah perjanjian ditandatangani, Sri
Susuhunan Pakubuwono II.Pada tanggal 15 Desember 1749, Baron van Hohendorf
mengumumkan pengangkatan putra mahkota sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono III.Hal
ini membuat Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa kecewa dan semakin
meningkatkan perlawanan terhadap VOC.
Pemberontakan semakin menjadi-jadi karena Mas Said dan
pasukannya memiliki ajian yang kuat dan sangat magis yang berasal dari sebuah
kolam atau dalam bahasa Jawa disebut sendhang
yang ada di Wonogiri.Alkisah, RM Said sedang beristirahat di dekat sendhang
tersebut.Terlihat 2 ekor Kerbau sedang bertarung.Akhirnya, salah satu Kerbau
kalah dan minum air dari sendhang tersebut.Seketika, Kerbau tersebut menjadi
kiat dan menang bertarung dengan Kerbau yang lain.RM Said kagum melihat
keajaiban tersebut.Beliau lalu meminta pasukannya untuk mandi di sendhang
tersebut.Mereka merasa segar dan kuat.Kekebalan mereka diuji dengan pedang dan
mereka tidak kesakitan.Itulah asal usul dari sendhang tersebut.Kisah 2 Kerbau
tersebut dinamakan Kebo berik.Sedangkan
sendhang tersebut dinamakan Sendhang
Siwani yang berarti si Pemberani.
Akhir dari pemberontakan tersebut adalah diadakannya
Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 yang berisi :
1.Mataram dibagi menjadi 2, yaitu
barat dengan nama Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat dan timur dengan nama Keraton
Kasunanan Surakarta.
2.Pangeran Mangkubumi
memimpin Mataram barat dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sedangkan Surakarta tetap dipimpin
oleh Sri
Susuhunan Pakubuwono III.
Maka, pecahlah Mataram menjadi 2 keraton yang sangat
berkaitan erat.Namun, Mas Said tetap tidak puas dengan hasil perjanjian.Maka, VOC
mengadakan Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 yang berisi :
1.Mataram dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat, Kadhipaten
Pakualaman, Kadhipaten Mangkunegara,
dan Kadhipaten Mangkubumi
2.RM Said naik pangkat dan
memerintah sebagian wilayah Surakarta dengan gelar Pangeran Adipati Arya
Mangkunegara I
Maka, Perjanjian Giyanti dan Salatiga menjadikan Mataram
menjadi bagian-bagian yang sekarang dikenal oleh masyarakat.
Ngayogyakarta menjadi kerajaan yang besar dan
agung.Urutan penguasa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat antara lain :
1.Bendoro RM
Soedjono atau Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I.Beliau
adalah putra terakhir dari Sri Susuhunan Pakubuwono I dan
merupakan adik dari Sri Susuhunan Pakubuwono II dan Kyai Nur Iman.Setelah
dewasa, RM Soejono bergelar Pangeran Mangkubumi.Beliau melakukan perjanjian
dengan Belanda untuk membagi Mataram menjadi 2 dibawah pohon Beringin di Giyanti.Dilakukan demikian, Sri
Susuhunan Pakubuwono III tetap memimpin Mataram timur(Surakarta), sedangkan Pangeran Mangkubumi membuka lahan Mataram
barat di Alas Mentaok yang kini
menjadi Keraton Ngayogyakarta.Beliau bersama Pangeran lain juga membuka Alas Pabringan yang kini menjadi Pasar Beringharjo.Pangeran Mangkubumi
membangun Keraton berdasarkan lanskap yang dibuat oleh Sunan Kalijaga, yaitu
Keraton, Alun-alun, Pohon Beringin, dan Masjid.Pangeran Puger pun juga
membuka Alas Puger(desa Pugeran) dan membangun sebuah tempat
peristirahatan atau Pesanggrahan(desa Sanggrahan) serta kebun Nangka yang
kini menjadi desa Karangnongko.Sebelum
mendirikan Keraton di Yogyakarta, Beliau telah mendirikan Keraton di Ambarketawang, Gamping, Sleman dan Area Bathokbolu, Sambiroto, Purwomartani, Kalasan.Beliau juga mendirikan bangunan Tamansari yang menjadi kolam pemandian
untuk selir-selirnya.Beliau wafat dan dimakamkan di Astana Kasuwargan, Imogiri,
Bantul.
2.Bendoro RM
Soendoro atau Sultan Sepuh yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono II.Nama
beliau diambil dari nama tempat kelahirannya, lereng bukit Sindoro.Jadi, beliau
lahir di hutan pada saat ayahnya masih bergelar Pangeran Mangkubumi dan masih
bergerilya memerangi Mataram dan VOC.Setelah perjanjian Giyanti, ayahnya segera
menjemput istri dan putranya ke Keraton dan mengangkat RM Sundoro sebagai putra
mahkota Yogyakarta.Sri Sultan Hamengkubuwono I menganggap putranya yang ke-4
itu memiliki watak tegas dan keras karena biasa hidup di hutan.Maka dari itu
Sri Sultan Hamengkubuwono II memiliki watak penentang keras VOC.Beliau pernah
dipecat oleh Gubernur Belanda, Hermann
William Daendels dan Sultan Raja diangkat sebagai Sultan
Yogyakarta.Namun setelah pemerintahan berpindah ke tangan Inggris, Beliau
menyatakan kembali menjadi Sultan Yogyakarta dan Sultan Raja dikembalikan
menjadi Putra Mahkota.Namun, putranya menolak.Akhirnya, Sultan Raja berkirim
surat kepada Thomas Stamford Raffles
lewat perantara, Babah Jieh Sing.Beliau
menyatakan bahwa Sultan Sepuh adalah penentang keras penjajahan dan sulit
bekerjasama dengan pihak asing.Akhirnya, Raffles mengadakan perjanjian dengan
Sultan Raja, putra Sultan Sepuh agar Sultan Raja menjadi Sri Sultan
Hamengkubuwono III, sedangkan Sultan Sepuh dan putranya, Pangeran Mangkudiningrat diasingkan ke Pulau Penang.Kemudian dipindahkan ke Ambon.Saudara Sultan Sepuh, Pangeran Natakusuma diangkat sebagai
pejabat Mataram dengan gelar Sri Paku Alam I.Sri Sultan
Hamengkubuwono II wafat lalu dimakamkan di makam Pasargedhe, Kotagedhe, Yogyakarta.Makam
ini terpisah jauh dengan Pasareyan Imogiri yang merupakan Kompleks makam
Raja-raja Mataram.
3.Bendoro RM
Soerojo atau Sultan Raja yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono III.Beliau
merupakan ayahanda dari Pahlawan Nasional RI, RM Ontowiryo atau Pangeran Diponegoro.Beliau
menandatangani perjanjian dengan Thomas
Stamford Raffles agar diangkat sebagai Sultan.Isi dari perjanjian tersebut
merugikan Keraton karena didalamnya terdapat penyerahan harta peninggalan
Sultan Sepuh yang diambil oleh Inggris sebagai harta rampasan.Sri Sultan
Hamengkubuwono III melakukan rehabilitasi terhadap bangunan Keraton, Masjid
Ageng, dan beberapa peninggalan Mataram agar nantinya bisa menjadi cagar
budaya.Sri Sultan Hamengkubuwono III dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul, DIY.
4.Bendoro RM Ibnoe
Djarot yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IV.Beliau
merupakan putra ke-18 dari Sultan Raja.Beliau lahir tahun
1802.Diangkat menjadi Sultan Yogyakarta pada umur 10 tahun.Maka, beliau
didampingi seorang Mangkubumi atau Wali dalam memerintah Yogyakarta.Pada
pemerintahan beliau, keluarga Patih Danureja IV banyak menempatkan
keluarganya di Keraton.Keluarga Danurejan dikenal tunduk
kepada pihak Belanda.Beliau wafat saat sedang bertamasya sehingga bergelar Anumerta
Panembahan Seda ing Besiyar.Ada desas-desus bahwa Sri HB IV tewas
diracun oleh pihak Belanda.Beliau wafat tahun 1822 dan dimakamkan di Pasareyan
Imogiri, Bantul, DIY.
5.Bendoro RM Gatot
Menol yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono V.Beliau
diangkat sebagai Sultan pada umur 3 tahun karena terdesak kematian
ayahnya.Beliau dikenal dengan pemerintahan pasif dan tidak memiliki seorang
putra sehingga tahta diduduki oleh adik beliau.Sri HB V tewas setelah ditusuk
oleh istrinya tanpa penyebab yang jelas kenapa Istrinya berani membunuh
suaminya.Sri Sultan Hamengkubuwono V dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul, DIY.
6.Bendoro RM Moestoyo yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VI.Beliau
adalah adik dari RM Gatot Menol yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono V.Hal
ini disebabkan Sri Sultan Hamengkubuwono V tidak memiliki seorang putra.RM
Moestoyo digantikan oleh putra pertama beliau, RM Moertedjo.Beliau mengangkat putranya sebagai pengganti
beliau.Sri Sultan Hamengkubuwono VI wafat setelah dirawat di RS Panti Rapih dan dimakamkan di
Pasareyan Imogiri, Bantul, DIY.
7.Bendoro RM
Moertedjo atau Sultan Sugih yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VII.Nama
lain beliau adalah Sultan Ngabehi.
Putra tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI yang lahir pada tanggal 4 Februari 1839.Ia naik tahtaenggantikan ayahnya sejak tahun 1877.Beliau memiliki 18 istri, 31 putra, dan 33 putri.Pada masa pemerintahan beliau, banyak Pabrik Gula yang berdiri di Yogyakarta sehingga banyak pemasukan ke Keraton hingga mencapai Rp200.000, 00 sehingga beliau dijuluki Sultan Sugih.Masa pemerintahannya merupakan masa Transisi menuju modernisasi di Yogyakarta.Banyak sekolah modern didirikan.Ia bahkan mengirim putra-putranya belajar hingga ke Belanda.
Putra tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono VI yang lahir pada tanggal 4 Februari 1839.Ia naik tahtaenggantikan ayahnya sejak tahun 1877.Beliau memiliki 18 istri, 31 putra, dan 33 putri.Pada masa pemerintahan beliau, banyak Pabrik Gula yang berdiri di Yogyakarta sehingga banyak pemasukan ke Keraton hingga mencapai Rp200.000, 00 sehingga beliau dijuluki Sultan Sugih.Masa pemerintahannya merupakan masa Transisi menuju modernisasi di Yogyakarta.Banyak sekolah modern didirikan.Ia bahkan mengirim putra-putranya belajar hingga ke Belanda.
Pada 29 Januari
1920, Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang berumur lebih dari 80 tahun
memutuskan untuk turun tahta dan mengangkat Putra Mahkota, RM Soejadi sebagai
pengganti beliau.Pengangkatan RM Soejadi
yang merupakan putra ke-4 dari RM Moertedjo masih dipertanyakan keabsahannya
karena GRM Akhaddiyat, putra pertama
Sri Sultan Hamengkubuwono VII tiba-tiba meninggal dunia dengan penyebab yang
belum jelas.Ada dugaan mengatakan bahwa GRM Akhaddiyat tidak disukai oleh
Belanda karena dinilai menentang aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah
Batavia.Putra ke-2 menolak karena alasan kesehatan, sedangkan putra
ke-3 wafat tanpa penyebab yang jelas.Sri Sultan Hamengkubuwono VII dengan
berbesar hati mengasingkan diri di Pesanggrahan
Ngambarukmo atas permintaan putranya
yang menurut orang Jawa disebut "Mikul
dhuwur mendhem jero".Beliau turun tahta saat masih hidup dan berkata
"Tidak ada Raja yang wafat di Keraton setelah saya" yang artinya
masih dipertanyakan.Sampai saat ini ada 2 Raja setelah dirinya yang meninggal
diluar Keraton, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono VIII wafat saat sedang
melakukan perjalanan ke luar kota untuk menjemput putranya yang pulang dari Leiden, Belanda.Sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat di George Washington Medical Hospital, Washington DC, Amerika Serikat.Bagi
masyarakat Jawa, seorang yang wafat di Rumahnya sendiri memiliki kemuliaan
tersendiri.Sri Sultan Hamengkubuwono VII wafat di Keraton pada 30 Desember 1931 dan dimakamkan di Pasareyan
Imogiri, Bantul.
8.Bendoro RM
Soejadi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.Beliau
merupakan putra ke-4 dari penguasa sebelumnya, Sri Sultan Hamengkubuwono
VII.Beliau adalah ayah dari RM
Soeryopranoto dan RM Soewardi
Soeryaningrat atau Ki Hajar Dewantara.RM Soejadi
meminta ayahnya untuk mengasingkan diri saat pengangkatan dirinya.Ayahnya
dengan berbesar hati mengikuti kemauan anaknya.Maka, Sri Sultan Hamengkubuwono
VII dengan berbesar hati mengikuti kemauan putranya dan mengasingkan diri di Pesanggrahan Ngambarukmo.Beliau
mengirim anak-anaknya belajar ke luar negeri, salah satunya RM Daradjatoen yang dikirim ke Universitas Leiden, Belanda.Sri Sultan
Hamengkubuwono VIII wafat saat melakukan perjalanan ke luar kota, menjemput
putranya yang pulang dari Leiden, Belanda.Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
dimakamkan di Pasareyan Imogiri, Bantul.
9.Bendoro RM
Daradjatoen yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IX.Beliau
memiliki 4 selir dan 22 anak.RM Daradjatoen pernah belajar sampai Universitas
Leiden, Belanda.Sri HB IX meminta Ir.Soekarno untuk menjadikan Yogyakarta
sebagai Beliau menjadi Bapak Pramuka RI dan pernah menjabat sebagai Wakil Presiden ke-2 RI.Beliau
wafat di Washington DC, Amerika Serikat.Sri Sultan Hamengkubuwono IX dimakamkan
di Kadhaton Saptarengga, Imogiri, Bantul.
10.Bendoro RM
Hardjoeno Darpito yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono X.Beliau
lahir dari rahim selir kedua dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX.RM Harjuno
Darpito pernah belajar di UGM.Beliau menikah dengan GKR Hemas dan memiliki 4
putri.Karena tidak memiliki seorang putra, beliau dinyatakan sebagai Sultan
terakhir dari Yogyakarta.
Kisah Ki Ageng Giring III dan Ki Ageng Pemanahan
Ki Ageng
Giring merupakan putra dari Brawijaya
V, Raja terakhir Majapahit.Ki
Ageng Giring lalu melakukan perjalanan ke daerah Paliyan, Gunungkidul dan bertemu Sunan Kalijaga.Beliau
diajarkan tentang Islam dan menjadi murid Sunan Kalijaga selama
bertahun-tahun.Giring lalu bertemu dengan Ki Ageng Pemanahan dan bersama-sama
menyebarkan Islam di tanah Mataram.Ki Ageng Giring lalu menikah dan memiliki
seorang putra yang berjuluk Ki Ageng
Sukadana atau Ki Ageng Giring II.Lalu, Ki Ageng Giring II menikah dan
memiliki seorang putra bernama Ki Ageng Giring III.Ki Ageng
Pemanahan bermukim di Panggang, Gunungkidul,
sedangkan Ki Ageng Giring III bermukim di Paliyan,
Gunungkidul.Ki Ageng Giring III pernah melakukan tirakat yang amat sulit dan
berat untuk menjadikan anak-cucunya menjadi Penguasa Mataram.Akhirnya amalan
beliau berhasil.Beliau harus meminum habis satu buah air degan atau kelapa muda sekali tegukan.Maka, beliau berlari
mengitari desa agar lelah sehingga memudahkan beliau untuk menghabiskan air
degan sekali tegukan.Namun sesampainya di Rumah, air degan tersebut telah habis
diminum oleh Ki Ageng Pemanahan yang berkunjung ke Rumah beliau.Sontak Ki Ageng
Giring III kecewa atau Gowang.Ki
Ageng Pemanahan lantas meminta maaf kepada Giring III atas kesalahannya.Namun
apa boleh buat, itu sudah takdir yang telah bergaris.Ki Ageng Giring III lalu
berpesan kepada beliau untuk menjadikan keturunan Ki Ageng Giring III untuk
naik tahta Mataram setelah keturunan ke-7 Ki Ageng Pemanahan.Jika ditarik dari
silsilah Raja-raja Mataram berikut :
1.Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati
2.RM Jolang atau Sultan Anyakrawati
3.RM Rangsang atau Sultan Agung
4.Amangkurat I
5.RM Rahmat atau Amangkurat II
6.Amangkurat III
7.Amangkurat IV
8.Pangeran Puger atau Sri
Susuhunan Pakubuwono I
Keturunan Ki Ageng Giring III yang menjadi Raja Mataram
adalah Pangeran Puger.Pangeran Puger berhasil mengalahkan Amangkurat
IV.Pangeran Puger adalah putra Pangeran
Wiramenggala dari keluarga Ratu wetan
atau Kajoran.
Ki Ageng Giring III dimakamkan di Sodo, Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta.Sedangkan didekat Pasareyan
Ki Ageng Giring III ada makam dari Ki Ageng Giring II.Pasareyan Ki Ageng Giring
III hingga kini masih dikunjungi para peziarah untuk mendo'akan beliau.
Giri kedhaton
Giri kedhaton
adalah sebuah pusat pengajaran Islam sekaligus kerajaan yang berada di desa Giri, Sidomukti, Gresik, Jawa timur.Didirikan
oleh seorang Wali bernama Muhammad
'Ainul Yaqin, putra dari Syaikh
Maulana Ishaq yang dikenal sebagai Sunan Giri.Giri kedhaton awalnya
adalah pusat pengajaran Islam di Giri.Namun, Prabu Brawijaya V khawatir jika
Giri kedhaton akan memberontak.Maka, beliau memberikan kedaulatan kepada Giri
kedhaton sebagai kerajaan dibawah kedaulatan Majapahit.Sunan Giri diangkat sebagai raja pertama dengan gelar Prabu
Satmata.Giri kedhaton semakin berkembang seiring dengan banyaknya orang
yang belajar Islam disana.Keturunan dari Sunan Giri pun mulai menjadi penguasa
Giri kedhaton, antara lain :
1.Sunan Sidomukti
2.Sunan Giri Prapen
3.Panembahan Kawis guwa
4.Pangeran Singonegoro(bukan
keturunan Sunan Giri)
5.Pangeran Singosari
Pangeran Singosari
adalah penguasa terakhir Giri kedhaton
yang mati-matian mempertahankan kerajaan dari serbuan Pasukan Mataram.Pangeran
Singosari adalah adik dari Amangkurat II.Beliau mendapat serangan kuat dari
Mataram karena dibantu oleh VOC.Pangeran Singosari wafat dan dimakamkan di Pasareyan Watucongol, Gunungpring, Mungkid,
Semarang, Jawa tengah.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki beberapa
bangunan bersejarah yang hingga kini masih bertahan, antara lain bangunan Keraton Ngayogyakarta, Tamansari, Masjid
Ageng Kauman, Masjid Sakatunggal, Keraton Haryo Bathokbolu, Pesanggrahan
Warungbata, Pesanggrahan Ngambarukmo, Masjid Pathok negoro Plosokuning, Pasareyan
Watucongol, dan Pasareyan Imogiri.
Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun pada awal pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono
I.Keraton tersebut dulunya merupakan sebuah hutan atau dalam bahasa Jawa
disebut Alas bernama Alas Mentaok.Keraton Yogya memiliki
arsitektur Jawa yang indah.Keraton digunakan sebagai tempat kerja sekaligus
tempat tinggal dari Sultan dan keluarga.Jam kerja dan aktivitas di Keraton
Yogyakarta dimulai dari jam 14.00 WIB sehingga waktu tersebut merupakan batas
waktu pengunjung yang berwisata di Keraton.Keraton memiliki beberapa ruangan
yang menampilkan beberapa peninggalan Sultan dan Kerajaan, seperti motif batik
Tradisional, Kereta kencana, Pusaka, Lukisan para Sultan, dan lain
sebagainya.Keraton Ngayogyakarta merupakan basis utama dari Kesultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat.
Tamansari merupakan bangunan peninggalan dari Pangeran
Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengkubuwono I.Tamansari digunakan pada masanya
sebagai tempat pemandian para selir.Tamansari juga digunakan untuk meditasi
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.Didalam Tamansari juga terdapat Masjid bawah
tanah dan lorong menuju Keraton.Masjid bawah tanah ini memiliki arsitektur unik
dengan 5 tangga diatas sumur tua.Tempat imam berbentuk segi 5 dengan
dikelilingi makmum.Tamansari merupakan bangunan akulturasi Jawa dan Eropa yang
sangat indah.
Masjid Ageng Kauman
dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono III di desa Kauman.Masjid ini digunakan untuk
beribadah sekaligus pusat pengajaran Islam.Masjid ini juga berisi 2 perangkat
Gamelan Keraton yang disakralkan.Perangkat Gamelan yang berada di selatan
bernama Kyai Gunturmadu, sedangkan
yang berada di utara bernama Kyai
Nagawilaga.Perangkat gamelan tersebut digunakan untuk upacara resmi seperti
Ngabekten, Kedatangan tamu Negara, dan
pernikahan keluarga Keraton.
Masjid pathok
negoro sebenarnya ada 5 di Yogyakarta, antara lain Pathok
negoro Dongkelan, Pathok negoro Wonokromo, Pathok negoro Mlangi, Pathok negoro
Plosokuning, dan Pathok negoro Babadan Banguntapan.Namun, yang akan saya bahas yang berada di desa Plosokuning.Masjid ini merupakan masjid
dan area makam keturunan dari Sri Sultan Hamengkubuwono III.Dibangun untuk
mengkokohkan kekuasaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.Dilihat dari silsilah
Mataram, Sri Susuhunan Pakubuwono I memiliki 3 putra antara lain RM Adipati Anom, RM Ikhsan, dan RM Soejono.RM
Ikhsan memilih membangun pesantren di daerah Kulonprogo dan Mlangi, Godean.RM Ikhsan pada saat sepuh bergelar Kyai Nur Iman.Kyai Nur
Iman wafat dan dimakamkan di Mlangi, Godean.Kyai
Nur Iman memiliki putra bernama RM
Musthafa.Raden Musthafa inilah yang menjadi abdi dhalem Keraton yang
bermukim di Pathok negoro, Plosokuning.Maka, beliau juga bergelar Pathok
negoro I.Masjid ini dikelilingi kolam dan pohon Sawo kecik.Masjid pathok negoro Plosokuning adalah warisan yang
dimiliki oleh penduduk desa Plosokuning.
Pasareyan Imogiri adalah
area pemakaman seluruh Raja-raja Mataram dari pendirinya, Sultan Agung hingga
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, kecuali Sri Sultan Hamengkubuwono II yang
dimakamkan di selatan Kotagedhe, Yogyakarta.Dulunya, Imogiri bernama Pajimatan karena banyak orang yang
mencari Jimat disana.Pasareyan Imogiri kini dijadikan tempat ziarah yang
terbuka bagi siapa saja.Namun, ada syarat mutlak yang harus dilakukan oleh
pengunjung jika memasuki area Imogiri, yaitu pengunjung laki-laki harus memakai
pakaian jawa lengkap seperti Beskap, Blangkon, Kain Batik Landhung, dan Stagen.Sedangkan
wanita harus memakai Kemben, Kain Batik, dan Stagen.Pasareyan Imogiri memiliki ratusan anak tangga jika dihitung
dari pintu masuk sampai puncak Imogiri.Imogiri dibangun oleh perintah Sultan
Agung sebagai area makam keluarga besar Mataram.Sultan Agung membawa tanah dari
Mekah, Arab Saudi untuk dilemparkan
ke selatan.Ternyata, tanah tersebut jatuh di desa Pajimatan, Imogiri, Bantul.Maka,
tempat tersebut dipilih sebagai kompleks makam Raja-raja Mataram.Bagian timur
dari Imogiri adalah kompleks makam dari keturunan Kasunanan Surakarta, sedangkan
bagian barat adalah kompleks makam dari keturunan Keraton Ngayogyakarta.Hingga
kini, banyak peziarah datang ke Pasareyan Imogiri untuk
mendo'akan para Raja Mataram atau sekedar berjalan-jalan disekitar benteng
Imogiri.
Urutan penguasa dari zaman Kerajaan Demak sampai
Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai berikut :
Kesultanan Demak Bintoro
1.Raden Patah atau Sultan Fatah Alamsyah Akbar
2.Adipati Unus
3.Sultan Trenggono
4.Raden Mukmin atau Sunan Prawoto
Kesultanan Pajang
1.Jaka Tingkir atau Sultan Adiwijaya
2.Pangeran Benowo atau Sultan Prabuwijaya
3.Arya Pangiri atau Sultan Ngawantipura
Kesultanan Mataram Islam
1.Danang Sutawijaya atau yang bergelar Panembahan Senopati
2.RM Jolang atau Panembahan Seda ing Krapyak yang
bergelar Sultan Anyakrawati
3.RM Martapura
4.RM Rangsang atau Sultan Agung Haryakrakusumo
5.Amangkurat I
6.RM Rahmat atau Pangeran Pekik yang bergelar Amangkurat
II
7.Amangkurat III
8.Amangkurat IV
9.Pangeran Puger atau Sri
Susuhunan Pakubuwono I
10.RM Adipati Anom atau Sri Susuhunan Pakubuwono II
11.Sri Susuhunan Pakubuwono III
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
1.RM Soejono atau Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri
Sultan Hamengkubuwono I
2.RM Soendoro atau Sultan Sepuh yang bergelar Sri
Sultan Hamengkubuwono II
3.RM Soerojo atau Sultan Raja yang bergelar Sri
Sultan Hamengkubuwono III
4.RM Ibnoe Djarot atau Anumerta Panembahan Seda ing Besiyar
yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IV
5.RM Gatot Menol yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono V
6.RM Moestoyo yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VI
7.RM Moertejo atau Sultan Sugih yang bergelar Sri
Sultan Hamengkubuwono VII
8.RM Soejadi yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
9.RM Daradjatun yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono IX
10.RM Harjuno Darpito yang bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono X
Dari semua keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Awal mula terbentuknya Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan
Surakarta adalah Demak bintoro.Lalu
dipindah ke Pajang oleh Sultan
Adiwijaya.Kerajaan dipindah ke Mataram
oleh Sutawijaya.Lalu, Mataram
dipecah menjadi 2 untuk menghentikan pemberontakan yang dilakukan oleh Pangeran
Mangkubumi dan Pangeran Sambernyawa.Mataram barat
kini menjadi Yogyakarta, sedangkan
Mataram timur menjadi Solo.Yogyakarta
dan Solo adalah satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.Banyak hal dimana
kedua Keraton tersebut memiliki kesamaan, namun juga perbedaan.Kedua keraton
tersebut dinamakan Ngeksi ganda
karena dipecah menjadi 2.
Created by ahmad_rifai1207
mantabs mas artikelnya bagus....salam rahayu
BalasHapusSangat bermanfeat, dan mudah saya pahami rentetan atau alur ceritanya.. terimakasih Barakallah mas
BalasHapus